Itaipava, Brazil, (tvOne) Jumlah korban tewas akibat banjir parah dan tanah longsor di Brazil meningkat pada Senin menjadi 655 karena militer menggiatkan upaya untuk mencapai penduduk yang terisolasi di dekat Rio De Janeiro dengan helikopter. Sebanyak lebih dari 1.500 anggota penolong yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, Polisi serta Pemadam Kebakaran ditugaskan untuk mengatasi bencana yang terparah dalam sejarah Brazil tersebut. "Kami baru mengirimkan sekelompok pemadam kebakaran untuk membersihkan jalan yang tertutup agar dapat dilalui serta dapat memberikan pertolongan," kata Pilot helikopter militer, Letnan Sales kepada AFP setelah terbang di atas desa yang terisolasi dengan puluhan penduduk yang putus asa. Kecemasan penyakit yang menyebar telah menambahkan kepentingan bagi pencarian jenazah yang membusuk dan pemerintah telah mengatakan kepada masyarakat setempat agar tidak mengonsumsi genangan air. Negara bagian Rio de Janeiro sementara ini telah memulai peringatan duka cita selama tujuh hari bagi para korban dengan menambahkan tiga hari waktu peringatan duka cita nasional yang diumumkan oleh Presiden Dilma Rousseff. Jumlah korban sepertinya meningkat jauh karena sejumlah jalan dibersihkan agar buldoser dapat mencapai desa yang terisolasi selama enam hari setelah tanah longsor menimpa mereka. Lumpur longsor yang baru pada Ahad di sebuah kota bernama Itaipava membuat pemerintah mengumumkan tiga nyawa lagi meskipun mereka telah dianggap terpisah dari jumlah 655 yang diumumkan oleh Kantor Berita Negara, Agencia Brasil. Sebanyak 120 warga hilang dan dinyatakan tewas, demikian menurut harian Folha de Sao Paulo yang mengutip pejabat setempat dan negara. Sejumlah helikopter militer mengangkut warga dari lahan yang diterjang lumpur menuju titik pendaratan di Santa Rita dekat Itaipava. "Kami terisolasi di kawasan hutan, dan beruntungnya, mereka datang menyelamatkan kami dengan helikopter," kata korban banjir bernama Clorival Sebastiao Filho yang kehilangan saudara ipar perempuannya serta tiga keponakannya. Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.
Sekitar 13.400 warga ditempatkan di penampungan atau tinggal bersama kerabat setelah kehilangan tempat tinggal mau pun meninggalkan kawasan yang berbahaya. Lumpur longsor yang menimpa kawasan pegunungan Serrana di utara Rio de Janeiro pada Rabu pekan lalu disebabkan oleh limpahan hujan yang setara dengan curah dalam satu bulan yang terjadi hanya dalam beberapa jam. Bencana itu diperparah oleh perumahan yang didirikan secara ilegal di sisi lembah hutan yang telah berubah fungsi dan oleh Rousseff serta pejabat negara salahkan pada satu dekade mengenai lemahnya pengawasan pemerintah kota di kawasan tersebut. Namun Gubernur Petropolis, Paulo Mastrangi mengatakan "tidak terdapat mekanisme yang diperingatkan mengenai bencana pada skala ini". Dia menambahkan bahwa pejabat setempat saat ini sedang bekerja sesuai rencana dalam menghentikan warga untuk tinggal di kawasan yang beresiko terjadi lumpur longsor "untuk mencegah bencana di masa yang akan datang". Bencana tersebut merupakan tantangan besar pertama bagi pemerintahan Rousseff sejak dia menggantikan Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari. Setelah mengunjungi kawasan pada pekan lalu, pemerintahan Rousseff telah mengirimkan 60 juta dolar dalam bentuk bantuan darurat secepatnya dengan 390 juta dolar yang akan menyusul dengan beberapa ton kebutuhan obat-obatan dan 700 tentara untuk membantu pertolongan dan operasi penanggulangan. Namun dia juga berlibur pada akhir pekan dengan pergi ke tempat tinggal pribadinya di kota selatan, Porto Alegre untuk beristirahat. Para pengamat mengatakan walaupun dia tidak memiliki kharisma seperti Lula, Rousseff hadir untuk menuntaskan cobaan itu. "Presiden bekerja aktif," kata pengamat politik, Rodolfo Texeira yang membedakan penampilan Rousseff dengan tanggapan pasif Presiden AS, George W. Bush dalam mengatasi Badai Katrina yang membanjiri New Orleans pada 2005. "Dia mendirikan rumah sakit darurat, menjanjikan bantuan dan menanggung kehadiran negara itu," kata Texeira. Masyarakat Brazil dari kalangan biasa juga berupaya memberikan bantuan dengan mengirimkan sumbangan pangan dan pakaian kepada kawasan yang ditimpa bencana. (Ant)
Sekitar 13.400 warga ditempatkan di penampungan atau tinggal bersama kerabat setelah kehilangan tempat tinggal mau pun meninggalkan kawasan yang berbahaya. Lumpur longsor yang menimpa kawasan pegunungan Serrana di utara Rio de Janeiro pada Rabu pekan lalu disebabkan oleh limpahan hujan yang setara dengan curah dalam satu bulan yang terjadi hanya dalam beberapa jam. Bencana itu diperparah oleh perumahan yang didirikan secara ilegal di sisi lembah hutan yang telah berubah fungsi dan oleh Rousseff serta pejabat negara salahkan pada satu dekade mengenai lemahnya pengawasan pemerintah kota di kawasan tersebut. Namun Gubernur Petropolis, Paulo Mastrangi mengatakan "tidak terdapat mekanisme yang diperingatkan mengenai bencana pada skala ini". Dia menambahkan bahwa pejabat setempat saat ini sedang bekerja sesuai rencana dalam menghentikan warga untuk tinggal di kawasan yang beresiko terjadi lumpur longsor "untuk mencegah bencana di masa yang akan datang". Bencana tersebut merupakan tantangan besar pertama bagi pemerintahan Rousseff sejak dia menggantikan Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari. Setelah mengunjungi kawasan pada pekan lalu, pemerintahan Rousseff telah mengirimkan 60 juta dolar dalam bentuk bantuan darurat secepatnya dengan 390 juta dolar yang akan menyusul dengan beberapa ton kebutuhan obat-obatan dan 700 tentara untuk membantu pertolongan dan operasi penanggulangan. Namun dia juga berlibur pada akhir pekan dengan pergi ke tempat tinggal pribadinya di kota selatan, Porto Alegre untuk beristirahat. Para pengamat mengatakan walaupun dia tidak memiliki kharisma seperti Lula, Rousseff hadir untuk menuntaskan cobaan itu. "Presiden bekerja aktif," kata pengamat politik, Rodolfo Texeira yang membedakan penampilan Rousseff dengan tanggapan pasif Presiden AS, George W. Bush dalam mengatasi Badai Katrina yang membanjiri New Orleans pada 2005. "Dia mendirikan rumah sakit darurat, menjanjikan bantuan dan menanggung kehadiran negara itu," kata Texeira. Masyarakat Brazil dari kalangan biasa juga berupaya memberikan bantuan dengan mengirimkan sumbangan pangan dan pakaian kepada kawasan yang ditimpa bencana. (Ant)
No comments:
Post a Comment