Paris (ANTARA News) - Permukaan air laut tampaknya delapan meter lebih tinggi sekitar 125.000 tahun lalu, ketika temperatur matahari lebih hangat 3-5 derajat celsius, demikian satu studi baru yang disiarkan Rabu untuk memperlihatkan dampak pemanasan global. Penelitian universitas AS, Harvard dan Princeton, disiarkan di jurnal Nature, saat para pemimpin dunia bertemu di Denmark guna menempa strategi untuk menanggulangi dampak berbahaya pemanasan global yang diduga sebagai biang keladi buangan gas rumah kaca.

Untuk memahami potensi dampak kenaikan temperatur tersebut, para peneliti mengkaji-ulang data mengenai tahap inter-glasial --masa lebih hangat pada zaman es-- yang mencapai puncaknya sekitar 125.000 tahun lalu, kata mereka.

Saat itu, temperatur kutub 3-5 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan pada hari ini, sehingga memberi perbandingan bagi skenario saat ini mengenai kenaikan masa depan sebesar 1-2 derajat celsius, katanya.

"Kami mendapati 95 persen kemungkinan bahwa permukaan air laut global mencapai puncak setidaknya 6,6 meter (hampir 22 kaki) lebih tinggi daripada hari ini selama masa inter-glasial terakhir," kata studi itu.

"Sangat mungkin (67 persen kemungkinan) telah melampaui delapan meter tapi kelihatannya tak mungkin (33 persen kemungkinan) untuk melewati 9,4 meter," katanya.

Mudah-mudahan informasi yang disajikan sejauh ini telah berlaku. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan berikut ini:

Perkiraan sebelumnya mengenai kenaikan permukaan air laut bagi masa yang sama ialah 4-6 meter lebih rendah.

"Hasil itu menyoroti kerentanan jangka panjang lapisan es terhadap tingkat pemanasan global yang bahkan relatif rendah dan berkelanjutan," kata para ilmuwan tersebut.

Mereka juga memperhitungkan bahwa selama masa inter-glasial terakhir, rata-rata permukaan air laut naik enam-sembilan milimeter per tahun dibandingkan dengan sebanyak dua milimeter per tahun selama Abad XX.

Itu mungkin telah bertambah cepat jadi sebanyak tiga milimeter per tahun antara 1993 dan 2003, setidaknya sebagian akibat pencairan lapisan es di Greenland dan dan Kutub Selatan.

Ilmuwan AS Peter Clark dan Peter Huybers mengatakan, "Pesan yang membingungkan ialah reaksi keseimbangan permukaan air laut terhadap 1,5-2 derajat celsius pemanasan global dapat menjadi peningkatan 7-9 meter."

"Jika hasil ini benar, kenaikan permukaan air laut selama abad mendatang akan diikuti oleh kenaikan beberapa meter lagi selama abad berikutnya," kata mereka di dalam komentar mengenai penelitian tersebut --yang djuga disiarkan di dalan jurnal Nature.(*)